Rabu, 04 April 2012

Economic Indonesian

BPS: Paling Tepat BBM Naik September-Oktober
Senin, 2 April 2012 13:23 wib
 
JAKARTA - Pemerintah memang batal menaikkan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) bersubsidi pada 1 April kemarin, di mana jika kenaikan dilakukan pada pertengahan tahun akan memicu inflasi.

Direktur Statistik Harga Badan Pusat Statistik (BPS) Sasmito Hadi Wibowo menjelaskan, jika harga BBM bersubsidi dinaikkan pada tengah tahun, merupakan suatu hal yang sulit karena bulan-bulan pada tengah tahun biasanya merupakan musim liburan dan tahun ajaran baru dan masa menjelang puasa.

"Kalau harga BBM naik, pemerintah bunuh diri kalau naikin (BBM) Juli. Saya rasa mungkin pemerintah tidak akan menaikkan (BBM) pada pertengahan tahun," ungkapnya kala ditemui dikantornya, Jakarta, Senin (2/4/2012).

Menurutnya, waktu paling aman untuk menaikkan harga BBM ada pada periode September-Oktober, karena biasanya dua bulan ini terjadinya deflasi atau sekalipun terjadi inflasi masih kecil besarannya. "Saya kira pemerintah enggak akan berani. Kalau mau diambil September-Oktober kenaikannya. Kalau mau yang aman di sana," paparnya.

Selain itu, musim panen raya juga berlangsung pada September-Oktober. Sasmito pun menyebutkan, dua bulan tersebut merupakan masa setelah Lebaran. "Setelah Lebaran kan daya beli kita turun. Harga ayam jatuh, segala macam jatuh. Nah, pas tuh," kata Sasmito.

Di sisi lain, BPS juga memperkirakan, jika pemerintah jadi menaikkan harga BBM bersubsidi sebesar Rp1.500 per liter pada bulan tersebut maka dampaknya terhadap inflasi tidak besar.
                    

Dirinya menilai inflasi tidak akan sampai 6,8 persen seperti asumsi pemerintah dalam APBN-Perubahan 2012. Ia memprediksi inflasi hanya sekira enam persen. "Kalau (kenaikan) di bawah Rp 1.500 per liter, ya lebih kecil lagi (dampaknya terhadap inflasi)," pungkasnya. (mrt)
  

OPINION
 In my opinion want whenever fuel prices on the rise will be very detrimental to Indonesian  people even though the outline doesn't harm the State. Indeed the price of fuel in indonesia is cheaper in any country .  But if it is viewed per capita income in these countries it 's a long way .  Supposed to be of a result of world oil prices rising do not cause the price of subsidized fuel in indonesia so rising  too .  But back to evaluate the expenses of government budget keep escalating every year to the expenditure that is not clearly and results that are not apparent , too . The Government should create a clear justice. Namely don ' t just make rich getting rich so that oppresses the poor and needy poorer .
 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar